Ngemisss!!!



Kemarin dulu, sepulang berbelanja di salah satu pusat perbelanjaan dekat rumah, saya lihat balita bersama kakaknya tiduran di sudut trotoar jalan, ketika mata kami bertemu langsung saja sang kakak melayangkan rayuannya ke saya katanya:"Oom....bagi duit oom.... buat makan", bagai artis sinetron kawakan yang sedang akting.

Tanpa berfikir panjang lagi saya keluarkan uang seribuan lusuh kembalian parkir dan diberikan kepadanya,bagi saya tidak masalah mereka itu dimanipulasi oleh orang dewasa atau tidak yang penting saya memberi toh pemberian saya itu cuma selembar ribuan lusuh. Saya tidak mau tenggelam dalam pemikiran yang macam-macam,seribu aja kok repot.

Dikantor ketika sedang bekerja saya melihat dan mendengar beberapa rekan kerja ngeributin masalah uang, yang namannya uang seakan mempunyai daya tarik alami membuat saya secara eng-gak sadar menyimak, "kali-kali aja kebagian!", pikir saya dalam hati. Ternyata uang yang dipermasalahkan adalah uang dari rekanan tempat saya bekerja. Rekan yang satu merasa jatah bagiannya terlampau sedikit, yang satunya merasa yang lainnya terlampau rakus.

Karena berbau penyakit saya putuskan untuk kembali kepekerjaan yang saya tinggalkan beberapa saat. Tapi pikiran saya kembali terganggu, dalam pikiran saya tiba-tiba muncul bayangan pengemis kecil yang kemarin dulu, melihat rekan kerja saya kok kayanya sama, yah seperti mereka sama-sama suka ngemis, dan berebut soal uang dari hasil ngemis.
Bedanya kalau pengemis asli terang-terngan minta uang kepada orang lain tapi kalau rekan kerja saya berakting dulu di depan rekanan dengan penuh tata krama atau mangatasnamakan peraturan, yang intinya sih buat makan juga baik sekedar makan siang atau makan besar bersama keluarga tercinta(Nauzubillah).

Bahkan ada yang berpendapat "Kita kan eng-gak minta tapi mereka yang ngasih",elak mereka( kita elo aja kali.....). Memang mereka yang ngasih tapi kan terkadang kita yang mengkondisikan agar mereka memberi lewat akting kita!!!! Lamunan saya terusik oleh rekan kerja saya,"bengong mulu mikirin apa sih? nih jatah lo", seraya memberikan uang yang tadi diributkan. Sambil mesam-mesem saya terima juga uang itu ,"Tenk berat ya!" tambah saya. Dalam hati saya berkata:" selamat datang pengemis baru!".

Memang mental pengemis sudah merajalela dimana-mana dan akhirnya karena" terpaksa" saya jadi ikutan ngemis juga. Pulang kerja saya melintas di trotoar tempat pengemis kecil mangkal dan saya dapati mereka sedang asik berakting,kali ini tanpa mereka minta saya langsung kasihkan apa yang mereka inginkan. Sebuah amplop putih yang berisi beberapa lembar uang warna merah dan biru yang lumayan jumlahnya kalau dibelanjakan untuk kebutuhan rumah, saya berikan sambil berkata,"Nih uang dari seniormu!".

Diperjalanan pulang saya berdo'a "Gusti ALLAH ampuni hambamu ini". Memang budaya mengemis harus dihilangkan marilah kita mulai dari diri sendiri kemudian kelingkup keluarga dan mudah-mudahan bisa menjalar kebangsa ini (kayanya so tau yah). Semoga Gusti ALLAH membantu niat baik kita. Ridho ALLAH buat kita semua AMIIN..................

0 komentar:

Posting Komentar